CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Selasa, 05 Mei 2009

aflygirl... (i'm sad)


Lagi sedih...
Ungkapkan semua perasaan...
Terima kasih teman...
Terima kasih sudah mendengarkan...

Senin, 04 Mei 2009

suNtikan seMAngat daRi saudaRiku...


Ketika waktu terasa begitu sempit, Allah ingin menunjukkan pada kita begitu berharganya waktu...
Ketika tubuh terasa letih, Allah ingin mengingatkan begitu lemahnya manusia...
Semua itu dengan kekuasaanNya...
Allah ingin meninjukkan bahwa cintaNya tak pernah habis untuk hamba-hambanya...

Jika Dakwah adalah jalan yang panjang, jangan pernah berhenti sebelum menemukan penghujungnya...
Jika bebannya berat, jangan minta yang ringan, tapin mintalah punggung yang kuat untuk menopangnya...
Jika pendukungnya sedikit, jadilah yang sedikit itu...
Semoga kita termasuk orang-orang yang sedikit itu...


Alhamdulillah...
Terima kasih Ya Allah...
Memberikanku saudari yang senantiasa mengingatkanku akan Engkau Ya RAbb...

Kamis, 30 April 2009

Hatiku berbicara padaMu Ya Rabb...


Bismillah...
Ya Rabb... ampunilah hamba karena memiliki rasa yang kurang nyaman terhadap saudari seiman hamba Ya Rabb...
Ya Rabb... ampunilah hamba karena perasaan hamba yang kurang full dalam menjalani amanah yang Engkau berikan kepada hamba...
Namun Ya Rabb...
Engkau Yang Maha Tahu akan segala perasaan hamba...
Segala isi hati hamba Engkaulah Yang Maha Menguasai...
Mungkin hamba yang terlalu berlebihan dalam hal ini...
dalam memprasangkai saudari hamba...
Tapi Ya Rabb...
Engkau tahu bahwa hamba hanya manusia lemah...
Yang tak kuasa untuk menahan segala rasa yang menyerobos ke hati hamba...
Ya Rabb...
Engkau tahu bahwa lisan hamba tak akan mampu untuk menegur saudari hamba...
Karena itu Ya Rabb...
Atas kuasaMu...
Sampaikanlah perasaan hamba dengan cara yang bijak kepadanya...
Agar saudariku bisa mengerti atas perasaan hamba Ya RAbb..
Dan hamba mohon pula kepadaMu YA Rabb...
Berilah ketenangan hati hamba...
Berilah kelapangan bagi hati hamba...
Agar dapat menyisihkan semua perasaan tak nyaman ini…
dari hati hamba... kepada saudari hamba yang hamba cintai karenaMu Ya Rabb...

Rabu, 29 April 2009

Pohon yang digugurkan daun dosanya


Tiap-tiap yg berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu akan dikembalikan. (QS 21:35)

Di saat terbaring di ranjang, ketika sakit menggerumus, wajahmu Emak yang membayang. Wajahmu Emak menjadi obat yang menumbuhkan kekuatan di tubuh. Bayang kehadiranmu Emak, menjadi spirit kekuatan, ketika setiap orang sakit senantiasa merasa tiada berdaya. Tapi, lelaki berusia 50-an yang terbaring di ranjang sebuah rumah sakit, kini merasa berdaya. Betul, beberapa hari sebelumnya, ia merasa menjadi manusia sia-sia lantaran tidak mampu menanggung rasa sakit. Bahkan, ia merasa Allah yang belakangan kian rajin dihampiri-Nya, menampik kasihnya. Bukankah bila Ia membalas kasihnya, demikian ia berpikir, tidak akan mengirimkan sakit kepadanya?

Di puncak rasa putus asa, lelaki berusia 50-an itu, teringat kepada almarhumah emaknya. Emaknya menghabiskan sebagian kehidupannya dengan deraan sakit. Pelbagai jenis penyakit, mulai jantung, hipertensi, kanker, silih berganti menggerumus tubuh sang emak. Bahkan, vertigo yang kemudian turut melumpuhkan sistem saraf, membuat perempuan tua itu terbaring terus menerus selama lebih tujuh tahun. Akibatnya, ketika lima anaknya menikah, membuatnya tidak dapat sepenuhnya meneguk kegembiraan seperti jamaknya orangtua yang menikahkan putra-putrinya. Ia hanya berbaring sendirian membayangkan rona keriaan di wajah anak-anaknya.

Begitu menderita kehidupanmu, wahai Emak? Sang emak justru belajar makna kesabaran dari setiap penyakit yang silih berganti mendera. Tiada keluhan berkepanjangan. Ia tidak menyesali Allah yang belum juga memberi kesembuhan padanya. Anak-anaknya jarang menemukannya berlinang air mata ketika kehidupannya hanya sebatas ranjang. Sebaliknya, ia tetap melaksanakan ibadah ketika hanya mampu berbaring, menghabiskan waktunya dengan berzikir.

Kendati kehidupannya sebatas ranjang, perempuan tua itu tetap semangat mengikuti perkembangan yang ada di luar kamarnya. Bahkan, lebih mengagumkan lagi, ia menjadi sumber wejangan: tidak hanya bagi anak-anaknya tetapi handai taulan yang mengunjunginya. Tak jarang, ia menasihati handai taulan yang tertimpa musibah ringan laiknya jemari tertusuk duri, agar bersabar dan tawakal.

Tak mengherankan, bagi anak-anaknya termasuk pria berusia 50-an yang diserang sakit, sang emak menjadi simbol kesabaran dan keikhlasan dalam menempuh ujian sakit. Tapi, siapakah yang mengirim spirit untuk mampu bertahan? Ketika anak-anaknya pernah mengeluh karena kasihan melihat orang tuanya terus menerus terbaring, sang emak justru yang menyabarkan. ''Sakit itu ujian bagi kesabaran. Ini belum seberapa. Nabi Ayub saja yang menjadi utusan Allah lebih parah menerima cobaan sakit tetapi ia tetap tawakkal. Saat ia sujud, ulat yang ada di borok kepalanya terjatuh, tetapi dipungutnya dan dikembalikannya ke tempat semula,'' ujar sang emak mengutip kisah dari guru mengajinya semasa sehat.

Memang, Ayub menjadi simbol kesabaran, di tengah derita sakit. Allah pun mengisahkan: dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: ''(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang'' (QS 21:83). Tiada seikhlas Ayub dalam menerima sakit sehingga Allah mengirimkan kesembuhan seperti sang emak di usia senjanya menerima kesembuhan-Nya.

Mengapa Ayub --dan agaknya emaknya-- dapat tawakal? Nabi Ayub merupakan refleksi dari kesabaran dalam menerima penderitaan sakit. Ayub menjadi sumber inspirasi bagi emak maupun setiap Muslim yang sabar dalam menerima cobaan-Nya. Bukankah Allah telah menjanjikan ujian dan cobaan untuk membuktikan keimanan seperti terkandung di dalam Alquran: Apakah manusia itu mengira mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ''Kami telah beriman'', sedang mereka tidak diuji lagi?...Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka (QS 29: 2-3).

Cobaan itu dapat dalam pelbagai bentuk: penyakit, meninggal orang yang dikasihi, maupun musibah. Ujian pun dapat hadir dengan rupa kekayaan yang melimpah. Tragisnya, terkecuali pelbagai penderitaan, kita seringkali merasa kekayaan dan kesenangan bukan cobaan, sehingga tergelincir lupa diri. Tak ayal, telah menjadi 'kodrat' manusia, ketika hidupnya senang melupakan Allah dan bersikap sebaliknya ketika mengalami kesengsaraan. Semua itu menyebabkan Nabi Muhammad bersabda, ''sesungguhnya bagi setiap umat ada ujian dan ujian bagi umatku ialah harta kekayaan'' (HR Turmudzi).

Demi menegaskan hal itu, Nabi suatu kali bersabda: ''Demi Allah! Bukanlah kefakiran atau kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian, akan tetapi justru aku khawatir kemewahan dunia yang kalian dapatkan sebagaimana telah diberikan kepada orang-orang sebelum kalian, lalu kalian bergelimang dalam kemewahan itu sehingga binasa, sebagaimana mereka bergelimang dan binasa pula'' (HR Bukhari).

Cobaan sebagai bentuk ujian seringkali dilipatgandakan bagi hamba yang alim dan berusaha menghampiri-Nya. Kenapa? Semakin seseorang ingin menghampiri-Nya, semakin Allah berusaha menguji kadar keimanannya. Tidak mengherankan, semua nabi mengalami pelbagai cobaan, seperti Ayub dengan penyakit maupun Ibrahim yang diperintahkan menyembelih anak kesayangannya. Nabi Muhammad pun bersabda: ''Tingkat berat ringannya ujian disesuaikan dengan kedudukan manusia itu sendiri. Orang yang sangat banyak mendapatkan ujian itu adalah para nabi, kemudian baru orang yang lebih dekat derajatnya kepada mereka berurutan secara bertingkat. Orang diuji menurut tingkat ketaatan kepada agamanya'' (HR Turmudzi).

Dengan demikian, selaiknya kita tidak menduga-duga bila seseorang yang menderita akibat cobaan, sebagai bentuk hukuman. Kenapa? Dengan ujian yang berat, sang insan belajar sabar dan ikhlas, untuk menerima segenap cobaan. Bukankah Nabi Ayub --maupun sang emak dalam kisah ini-- menggunakan cobaan berupa penyakit sebagai sarana membangun ikhlas dan ibadah?

Kemampuan menjadikan cobaan sebagai sarana beribadah sekaligus sabar dan ikhlas, sejatinya menghantar seseorang menghampiri dan menjadi kekasih-Nya; suatu maqom yang menjadi idaman pejalan ruhani. Dengan kesabaran dan keikhlasan menerima ujian tersebut, sejatinya pejalan ruhani akan menemui-Nya, dalam keadaan tiada berdosa (lihat HR Muttafaq alaih dan Turmudzi). Maka, wahai Emak, engkaulah melalui keikhlasan dalam menerima cobaan, menjadi pohon yang digugurkan daun dosanya.

aFLygiRL's heart


Bismillah…
Ya Rabb… apa yang sebenarnya sedang Engkau rencanakan bagi hidup hamba???
Ya Rabb… apakah saat ini Engkau sedang meluapkan rasa cinta dan sayangMu lewat peristiwa dan perasaanku ini ya Rabb???
Ataukah… ini sebuah cara bagiMu tuk mentarbiyah hamba???
Atau mungkin pula teguran atas kelalaian hambaMu ini ya Rabb???

Sungguh Ya Rabb…
Engkau Maha Penguasa hati…
Maha Pembolak-balik hati…
Maha Mengetahui atas hamba-hambaMu…

Ya Rabb… jika ini berupa teguran atas kelalaian hamba dalam beribadah kepadaMu, maka ampunilah hamba ya Rabb… lindungilah hamba ya Rabb… jangan sampai Engkau memurkai hamba karena tlah menduakan rasa takut yang selayaknya hanya kepadaMu ya Rabb… kuatkanlah hati hamba ya Rabb, agar dapat berdiri tegap dan tak mudah roboh akibat ujian duniaMu yang amat ringan ini jika dibandingkan dengan para pendahulu kami ya Rabb… hamba mohon janganlah Engkau cabut hidayahMu ini ya Rabb… sehingga tak ada lagi rasa takut hamba terhadapMu…

Tapi…
Jika ini adalah cara bagiMu mentarbiyah ruhiyah hamba, cara bagiMu meluapkan rasa cinta dan sayangMu kepada hamba, maka tenangkanlah hati hamba ya Rabb… Berilah kesabaran bagi hati hamba ya Rabb… dan perkenankanlah hamba mencicipi manisnya iman yang pernah dirasakan para pendahulu kami ya Rabb… Rasulullah, Para Sahabat, Para Tabi’in. dan Para Ta’biut tabi’in saat Engkau mentarbiyah mereka, saat Engkau meluapkan cinta dan sayangMu kepada mereka, sehingga seberapapun ujian yang Engkau hadiahkan kepada mereka seakan menjadi lading keni’matan…

Ya Rabb…
Hamba sadar, sangatlah mudahlah lisan hamba berucap, bertutur kata, namun sungguh hanya Engkau Yang Maha Mengetahui apa-apa yang terselubung dalam hati hamba.,
Ya Rabb… tolonglah hambaMu ini…
Ya Rabb… janganlah Engkau berlepas diri akan hambaMU ini…
Ya Rabb… hanya kepadaMu hamba memohon…
Tiada daya dan kekuatan selain dariMu ya Rabb…
Ya Rabb… BersamaMu… tak ada jalan buntu…